Minggu, 08 Oktober 2017

ANAKKU KOK Jahil..sih??



Teriakan seperti di atas yang mungkin kita lontarkan saat si Kecil meluncurkan jurus-jurus jahilnya. Mengapa seorang anak memiliki sifat jahil?

Sikap jahil si Kecil bisa jadi hanya karena butuh perhatian
Sifat jahil pada seorang anak dapat muncul karena rasa ingin tahunya yang besar akan reaksi dari setiap tindakan yang ia lakukan. Kejahilan biasanya akan mereka lakukan pada orang terdekat namun tak jarang, ada pula yang berani melakukannya pada orang lain.
Berikut adalah alasan mengapa seorang anak senang melakukan tindakan jahil antara lain:

1. Rasa ingin tahu yang besar

Perkembangan kognitif anak menjadikan ia ingin mencoba hal-hal baru; kira-kira apa yang akan menjadi reaksi orang-orang disekitarnya bila ia melakukan sesuatu. Apakah ibu akan marah bila saat membaca bukunya aku ambil? Apa yang akan ayah lakukan bila acara teve kesayangannya tiba-tiba aku matikan?

2. Mencari perhatian

Pada beberapa anak tidak mudah menyatakan apa yang ada dipikirannya. Entah karena tidak terbiasa atau belum pandai mengungkapkan perasaan dan pikirannya. Jadi, wajar jika kemudian ia berusaha mengatakannya dengan tindakan. Mungkin ia akan mengganggu pekerjaan kita, menyembunyikan kunci atau beberapa benda kita sesaat kita hendak pergi dan lain sebagainya.

3. Menunjukkan rasa sayang

Tingkah jahil si Kecil bisa jadi hanya merupakan caranya untuk menunjukkan rasa sayangnya pada kita. Misalkan memanjat badan kita saat kita tengah asik dengan pekerjaan kita. Atau malah menggelayut di kaki saat kita justru ingin istirahat.

4. Menyalurkan energinya

Beberapa anak terlahir dengan bakat energi yang besar. Ketika semua kegiatan telah ia lakukan, sementara keinginan untuk bermain masih ada, anak pun akan menjadi bingung apa yang harus ia lakukan. Tak heran bila kemudian timbul ide-ide “liar” di kepalanya untuk menjahili orang-orang di sekelilingnya.

5. Ingin menunjukkan bahwa ia mampu melakukan sesuatu

Pada beberapa tahapan usia, utamanya pada usia balita, anak mulai tumbuh kesadaran akan dirinya. Untuk itulah terkadang timbul keinginannya untuk menunjukkan siapa dirinya, apa yang mampu dan ingin ia lakukan dan kemudian menunggu apa tanggapan orang-orang disekitarnya terhadap tindakannya tersebut

Bagaimana Menanggapi Hobi Jahil si Kecil?

Sebagai orang dewasa tentu saja tak mudah bagi kita untuk menghadapi kejahilan si kecil. Meski kesal akan tidak mungkin bagi kita untuk memarahinya. Namun membiarkan ia untuk terus-terusan dengan perilaku jahilnya  juga bukan hal yang bijaksana. Kawatir bila keterusan malah akan membuat anak berbuat yang lebih dari yang ia lakukan sekarang. Selain itu anak juga perlu tahu bahwa tidak semua orang akan menerima kejahilannya tersebut.

Cobalah bereaksi biasa saja saat si Kecil tengah melancarkan aksinya. Tidak marah, namun juga tidak memberikan reaksi positif, seperti tertawa atau malah meladeni kejahilannya. Dengan meladeninya, maka kita seolah memberikan persetujuan untuk tindakan kejahilannya.
Jadi, lebih baik menanggapi kejahilannya dengan sikap tenang selama tingkahnya masih dalam batas yang wajar dan tidak menyakiti dirinya serta orang lain. Alihkan eneginya kepada hal-hal yang lebih produktif.
Ajak ia bermain, ngobrol atau melakukan aktivitas lain saat kejahilannya mulai muncul. Sebagai orang tua kita juga harus sangat berhati-hati untuk tidak membatasi si Kecil dengan ketat. Atau malah mengkritiknya lebih sering. Kritik hanya akan membuatnya menjadi pribadi yang tidak mandiri dan ragu-ragu akan setiap langkahnya.

Saat ia jahil karena mencoba mencari perhatian, maka akan lebih baik bila kita menghentikan sementara kegiatan kita. Tanyakan keinginannya dan luangkan sedikit waktu untuknya; agar ia merasa diperhatikan dan disayang. Bila perilakunya merugikan orang lain dan juga dirinya sendiri, maka terangkan dan berikan pilihan apa yang bisa ia lakukan. Berikan contoh bagaimana sebaiknya ia menunjukkan perasaannya.
Apabila ia menunjukkan sikap yang lebih baik, maka beri ia pujian dan rasa sayang kita yang tulus. Dengan cara ini anak akan belajar bagaimana berperilaku seperti yang lingkungan sekitarnya harapkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar